Rabu, 14 Oktober 2009

kimia pemisahan...

kimia pemisahan dengan metode konvensional

1.DESTILASI
Destilasi adalah pemisahan cairan yang mudah menguap dari senyawa yang tidak menguap atau biasanya merupakan pemisahan dua atau lebih cairan yang berbeda titik didihnya.atau istilah lainnya, suatu proses yang di dahului dengan penguapan senyawa cair dengan memanaskannya, kemudian mengembunkan uap yang terbentuk.
Prinsip dasarnya adalah perbedaan titik didih cairan pada tekananan tertentu.
Destilasi ini digunakan untuk memisahkan dua atau lebih cairan yang tercampur.
Macam-macam destilasi dibagi menjadi 3 macam.
1. Destilasi sederhana
Destilasi sederhana digunakan untuk memisahkan cairan yang mudah menguap dari zat yang sukar menguap atau memisahkan 2 cairan dengan perbedaan titik didih lebih dari 5’C.
Alat yang digunakan dalam proses destilasi sederhana antara lain: labu destilasi, thermometer, pendingin, adapter, penampung, kaki tiga, kasa, dan pembakar.
2. Destilasi bertingkat
Destilasi bertingkat digunakan untuk memisahkan senyawa cair di mana zat pencampurnya berupa senyawa cair yang titik didihnya rendahdan tidak beda jauh dengan titik didih senyawa yang akan dimurnikan.biasanya digunkan kolom draksinasi (vigreux colomn), ini yang membedakan dengan destilasi sederhana.
3. Destilasi uap
Destilasi ini digunakan untuk zat cair yang titik didihnya cukup tinggi, sedangkan sebelum zat cair tersebut mencapai titik didihnya, zat cair sudah terurai, teroksidasi, atau mneglami reaksi pengubahan (rearrangement). Maka zat cair tersebut tidak dapat dimurnikan dengan cara destilasi sederhana maupun brtingkat, melainkan harus didestilasi dengan hampa udara atau dengan destilasi uap.
Campuran azeotrop adalah campuran dari dua zat yang titik didihnya berbeda, namun ketika dicampurkan kedua zat memiliki titik didih yang sama.adapun cara pemecahan azeotrop yitu:
a. Dengan pnambahan senyawa yang ketiga yang dapat mengubah perbandingan tekanan uap pada azeotrop
b. Penambahan pereaksi yang hanya bereaksi terhadap salah satu senyawa penyusun campuran azeotrop
c. [enyerapan terhadap salah satu
d. Penyairan bertingkat
e. Penghabluran bertingkat





2.SUBLIMASI
Sublimasi adalah proses perubahan dari fasa uap menjadi padat dan sebaliknya dari fasa padat menjadi fasa menjadi fasa uap karena pengaruh temperature, dan atau tekanan udara di atasnya.
Prinsip dasarnya adalah perbedaan tekanan uap.
Sublimasi ini digunakan Untuk memisahkan/ memurnikan senyawa padat yang dapat menyublim pada tekanan kamar, mudah sekali dilakukan proses sublimasi pada tekanan kamar, tanpa menurunkan tekanannnya, hanya cukup langsung dipanaskan saja, maka senyawa tersebut akan langsung menyublim.
pada proses sublimasi, senyawa padat bila dipanaskan akan menyublim langsung terjadi perubahan dari padat langsung menjadi uap tanpa melalui fasa cair terlebih dahulu. Kemudian, uap senyawa tersebut bila didinginkan akan berubah menjadi fasa padat kembali. Senyawa padat yang dihasilkan akan lebih murni daripada senyawa padat semula, karena pada waktu dipanaskan hanya senyawa tersebut yang menyublim, kotorannya tertinggal dalam cawan.
Untuk senyawa yang Po nya dibawah atau lebih kecil daripada tekanan udara, maka senyawa tersebut dapat dimurnikan dengan cara sublimasi, dimana tekanan udara di atas senyawa tersebut harus diturunkan dengan memompa keluar.
Criteria zat yang dapat dimurnikan dengan cara sublimasi adalah zat padat yang memiliki suhu dan tekanan dibawah To dan Po. To dan Po adalah suhu dan tekanan dimana zat berada dalam keadaan setimbang antara fasa padat, cair dan gas ( titik triple).
Alat-alat yang dipakai dalam sublimasi ini beragam, tergantuk dari yang digunakan dan sesuai kebutuhan.
• Cawan penguap, kertas saring berlubang, glass wool, corong, pemanas.
• Kaca arloji, cawan penguap, pemanas.
• Gelas kimia, labu dasar bulat, pemanas.
• Dll
Yang penting dari sini adalah adanya pemanas dan pendingin.

3.EKSTRAKSI PELARUT
Ekstraksi adalah proses pemisahan suatu bahan dari campurannya, biasanya dengan menggunakan pelarut
Teknik ekstraksi sangat berguna untuk pemisahan secara cepat dan ‘bersih’ baik untuk zat organic maupun anorganik. Selain untuk kepentingan analisis kimia juga banyak digunkan untuk pekerjaan-pekerjaan preparative dalam bidang kimia organic, biokimia, dan anorganik di dalam laboratorium.
Alat yang digunakan dapat berupa corong pemisah, (paling sederhana), alat ekstraksi soxhlet, sampai alat paling rumit “counter current craig”

4.PERTUKARAN ION
Merupakan metode kromatografi cair padat yang menggubakan sutu reagen, pnukar ion sebagai fasa diam.
Dapat berupa pertukaran ion alam dan sintetik
Pada pertukaran ion alam. Pnukar ion pada fasa diam.contohnya pada air sadah dengan menggubakan zeolit .zeolit merupakan aluminosilikat dan pembentuk kation beberapa rasi Si4+ dari struktur kisi? O-Si-O dan ion Al3+.panamair dapat berupa gelas kimia.
Dalam pertukaran ion sintetik dapat berupa polimer organic. Memiliki kapasitas pemisahan lebih baik.digunakan untuk zat padat (pnukar ion) yang punya ikatan molekul terbuka dan permeable.sehingga ion-ion dan molekul pelarut dapat bergerak bebas.

5.EKSLUSI ION
Ekslusi ion merupakan metode kromatografi dimana peranan dia berupa pnyaring molekul
Prinsip dasarnya atas dasar perbedaan ukuran molekul
Contohnya yaitu filtrasi gel
6.DIALISIS
Dialysis adalah metode pemisahan molekul besar (seperti pati atau protein) dari molekul kecil (seperti glukosa atau asam amino) dengan difusi selektif melalui membrane semipermeabel.misalnya, jika larutan campuran pati dan glukosa dimasukkan dalam wadah tertutup terbuat dari bahan semipermeabel (seperti selofan) lalu direndam dalam gelas kimia berisi air, maka molekul glukosa yang lebih kecil akan melewati membrane menuju ke air, sedangkan molekul besar, yaitu pati, akan tertinggal di dalam wadah.
Prinsip dasar dari dialisi ini adalah perbedaan molekul-molekul.
Alat yang digunakan yaitu wadah tertutup terbuat dari bahan semipermeabel (sperti selofun), gelas piala.
Dialysis ini digunakan untuk memisahkan molekul-molekul yang memiliki perbedaan ukuran.
Membrane sel pada makhluk hidup bersifat semipermeabel, dan dialysis berlangsung secara alami dalam ginjal untuk mengeluarkan limbah bernitrogen. Ginjal buatan (mesin dialysis) menggunakan asas ini untuk menggantikan fungsi ginjal sakit.

7.PENGENDAPAN
Pengendapan adalah metode pemisahan yang dilakukan dengan jalan mengendapkan salah satu komponen sehingga bias dipisahkan ke duanya.
Prinsip dasar dari pengendapan adalah perbedan kelarutan analit (komponen atau konstituen yng dicari) dengan zat-zat atau komponen lain yang tidak diinginkan.
Pengendapan dapat dilakukan dengan cara
1) Pengaturan Ph
2) Penambahan pereaksi sulfide (cara sulfide)
3) Penambahan pereaksi anorganik
4) Penambahan pereaksi organic
5) Elektrodeposisi
Pengendapan dengan pengaturan Ph berdasarkan atas perbedaan kelarutan yang cukup besar dari hifroksida-hidroksida, oksida-oksida dan asam-asam dari berbagai unsure. Pengendapan dapat dilakukan dengan pengaturan ph larutan dari ph sangat rendah sampai sngat tinggi.
Elektrodeposisi merupakan suatu cara yang sangat berguna untuk penyempurnaan pemisahan. Pemisahan dilakukan denga elektrolisis dengan spesies zat yang mudah direduksi diendapkan pada katoda
Pemishan komponen renik dari suatu larutan dapat dilakukan dengan kolektor. Kolektor ini berfungsi akan menarik partikel-partikel endapan, mengendap ke bawah karena beratnya.
Factor yang mempengaruhi kelarutan diantaranya: suhu, ph, efek garam, kompleksasi, sifat pelarut, derajat supernaturasi.
Teknik pengendapan diantaranya: diferensial, terfraksi, pertukaran, dan normal.

8.FLOTASI
Flotasi merupakan metoda pemisahan dengan jalam memekatkan zat-zat yang mempunyai kerapatan (density) yang jauh lebih besar dari cairan yang mengelilinginya, pada pertukaran cairan tersebut.
Prinsip dasarnya yaitu perbedaan kerapatn antara zat dan cairan
Gejala mengambangnya partikel tersebut oleh gaya permukaan (antar fasa) gas cairan.
Dilakukan dengan menggelembungkan udara secara cepat ke dalam larutan, partikel-partikel padatan kemudian akan diangkat ke permukaan oleh gelembung-gelembung yang terjadi.partikel-partikel ini akan distabilkan dalam lapisan antar muka gas cairan pada sudut kontak tertentu yang berbeda untuk setiap jenis mineral.perbedaan sudut kontak menyebabkan terjasinya pemishan.

Peralatan yang dibutuhkan:
• Rangkaian alat untuk Flotasi Bejana yang bagian dalamnya memiliki dasar miring dan bagian luarnya diberi talang miring)
• Corong
• Saringan dengan diameter lubang 1-3 mm.
• Pancaran air
• Baskom penampung air

Cara kerja:
1. Diambil contoh tanah kering ± 200 cc
2. Contoh tanah tersebut ditaburkan di atas saringan yang sebelumnya telah terpasang di atas corong.
3. Contoh tanah disemprot dengan pancaran air yang berasal dari sumber secara terus-menerus.
4. Agar penyemprotan merata, gunakan nozzle yang dapat menggoyangkan pancaran air (nozel putar).
5. Aliran air yang melalui talang ditampung dalam baskom penampung.
6. Aliran tersebut selanjutnya disaring dengan saringan yang berdiameter lubang 18 m
7. Partikel tanah kasar akan mengendap di dasar bejana yang memliki dasar miring.

Flotasi II:
Peralatan yang dibutuhkan:
• Bejana flotasi yang bagian dasarnya tersambung dengan pemancar air, sedang bagian luarnya memiliki talang.
• Corong
• Saringan yang berdiameter 1-3 mm.
• Saringan berdiameter 18 m.
• Baskom penampung
• Pancaran air dari atas dan bawah

Cara kerja:
1. Diambil contoh tanah 100-200 cc
2. Contoh tanah dimasukkan ke dalam corong yang telah terpasang saringan berdiameter lubang 1-3 mm
3. Pancarkan air dari bawah sehingga volume air mencapai sedikit lebih tinggi dibanding ujung bawah corong.
4. Pancarkan air dari atas dengan kecepatan 4 l/ menit dan pancarkan air dari bawah dengan kecepatan 0,7 l/menit.
5. Air dalam bak meluap ke bagian talang yang terpasang di luar bejana . Air tersebut ditampung dalam baskom penampung
6. Pemancaran air membutuhkan waktu kurang lebih 30 menit.
7. Selanjunya suspensi dalam baskom penampung disaring dengan saringan berdiameter 18 m.

Catatan:
Pada ujung corong dan pemancar dari bawah ada lempengan penahan, agar air yang keluar dapat berputar sehinga mengaduk air dalam bejana.





9.TEKNIK RING OVEN
Teknik ring oven adalah pemisahan yang bermula dari teknik pseudo kromatografi untuk mnguji komponen-komponen dari suatu tetesan pada kertas saring.
Cara yang dilakukan yaitu
• Tetesan sampel ditotolkan pada pusat kertas saring berbentuk bulat.
• Tetesan ditambah suatu reagens untuk mengendapkan satu atau lebih komponen
• Komponen-komponen lainnya yang larut “dicuci” dari pusat kertas saring dengan pelarut yang cocok
• Pada saat larutan mendekati pinggir kertas, pelarut menguap, meninggalkan komponen-kompenen terkonsentrasi dalam suatu cincin yang terpisah dari tetesan awal.
Prinsipnya adalah mengkombinasikan elusi melingkar bagian yang larut suatu campuran dari pusat kertas saring dengan pengkonsentrasian melalui penguapan pelarut dengan menaikkan temperatur.
untuk analisa logam dan garam yang terlarut dalam larutan air.
10.ZONE MELTING
Zone melting adalah metode pemisahan untuk memurnikan di mana dengan cara meleburkan, dalam daerah sepanjang pada garis lebur pada logam yang tidak murni atau bahan kimia yang lain.
Tekniknya yaitu, salam sutu bahan padat yang akan dimurnikan dibentuk zone lelehan dengan penampang lintang yang sempit. Zone ini digerakan perlahan-lahan sepanjang padatan. Zat pengotor yang disingkirkan oleh antar fasa zone yang membeku dibawa oleh zone tersebut dan siendapkan di ujung padatan tersebut.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar